Langsung ke konten utama

panjang Cerita Persiapan ke Jerman

Hallo! Setelah lama akhirnya bisa posting lagi di blog ini.
di postingan kali ini aku mau menceritakan titik awal aku sampai bisa mimpi untuk sekolah ke jerman ya. Awalnya ketika masuk SMA kami mendapatkan 2 pelajaran bahasa asing tambahan, yaitu bahasa mandarin dan bahasa jerman. Bahasa Mandarin menurutku sulit banget, karena walaupun dari SD aku uda belajar mandarin , tapi tetep aja sampai lulus pun gak ada yang terukir di memori ku hahaha. Maklum ya mungkin dulu nakal juga di sekolah belajar bahasa nya ga serius.
Tapii pas ketemu pelajaran bahasa jerman aku langsung tertarik banget untuk tau lebih banyak. Di Pertemuan  pertama Frau Wuri (ibu guru bahasa Jerman yang baik) menyampaikan perkenalan dan sekaligus materi dengan cara mengajar yang menarik dan itu semua membangkitkan tentunya semangat kita buat lebih cari tau soal bahasa jerman ini. 🙌

Seiring berjalan waktu secara tidak sengaja aku terus bertabrakan dengan informasi informasi seputar studi di jerman. Dan sampai sekarang aku percaya bahwa semua itu terjadi karena memang sudah rencana Tuhan untuk setiap anak anaknya . 😊
Info yang paling sering muncul ya ini -  "Sekolah di jerman gratis loh".
Kemudian karena tertarik aku mulai mencari cari informasi ketentuan apa sih yang harus di persiapkan biar bisa sekolah di universitas negeri jerman. Setelah mengumpulan informasi dan melihat persyaratan tentu saja aku langsung bertanya dahulu kepada orang tua "apakah akan diijinkan , jika aku sekolah ke jerman?". Tidak terpikir olehku sampai hari ini , bahwa di saat itu mama dan papa ku langsung mengijinkan apa yang aku rencanakan. Aku mencetak syarat syarat studi ke jerman dari link ini http://www.daadjkt.org/index.php?studienkolleg-5 . Dari situ aku juga melihat dengan jelas apa yang aku bisa lakukan di saat aku masih kelas 2 SMA, yaitu kursus bahasa jerman tentunya, karena persyaratan untuk mendaftar adalah sertifikat bahasa jerman tingkat B1 pada waktu itu. (Kalau sekarang 2017 beberapa universitas mempunyai persyaratan minimal tingkat B2).

Mencari di google ketemulah satu institusi resmi untuk belajar bahasa jerman "Goethe Institut Jakarta". Dengan penasaran yang tinggi hari itu usai sekolah langsung aku meluncur kesana untuk bertanya tanya mengenai pendaftaran dan program kelas yang ditawarkan disana. Disana ada beberapa jenis kursus yang di tawarkan kursus ekstensif dimana dalam 10 Minggu dengan pertemuan 1 kali seminggu (aku sempat ikut kursus ini 1 Quartal, tapi menurut aku kurang bagus untuk pengembangan bahasa kalau hanya sekali seminggu), kemudian kursus intensif dimana dalam 10 minggu ada kelas 3 kali dalam 1 minggu dan kelas berlangsung sore hingga malam hari (di saat masih kelas 2 sma sampai 3 sma tepat 1 tahun aku mengikuti kelas ini , jadi setiap senin rabu dan jumat sehabis sekolah aku langsung ke goethe untuk mengikuti les bahasa), dan ada juga kursus super intensif yang kelas berlangsung setiap hari di pagi hari sampai siang. Info lebih lanjut bisa dilihat di link ini 😊 https://www.goethe.de/ins/id/id/sta/jak/kur/all.html
Karen dan Mifta - Teman baikku di GI
Setelah 1 tahun les bahasa jerman di goethe institut, aku menerima materi yang cukup untuk mengikuti ujian sertifikat B1. 
Tapi ujian B1 ini bebas sebenarnya untuk siapa pun yang mau ikut dan siap, tidak harus kursus dahulu di goethe sampai 1 tahun atau sampai tingkat B1.
Untuk yang mau persiapkan diri dengan privat untuk ujian B1 , bisa cari latihan latihan soal yang hampir serupa dengan ujian B1 di google banyak atau bisa langsung ke Bibliothek Goethe Institut Jakarta (dibuka umum). Disitu juga banyak buku buku Prüfungsvorbereitung Goethe Zertifikat B1.


untuk daftar ujian juga bisa di klik link ini : https://www.goethe.de/ins/id/id/sta/jak/uju.html
Sebelum perpisahan kelas Bahasa
Kelas Intensif GI bersama Frau Yuniar Annisa
Mariko, Karen, me. Kak Bey - 😊
Memasuki Semester 2 kelas 3 SMA aku sibuk untuk mempersiakan ujian negara , jadi waktu itu aku sempat ikut kursus ekstensif seperti yang aku bilang di atas selama 3 bulan sampai maret 2015. Setelah selesai ujian Nasional, aku akhirnya menulis ujian b1 ku karena baru sempat.  Setelah menyelesaikan ujian , aku pun kembali memikirkan apakah bisa dan memang ini langkah yang benar untuk studi ke jerman. Jerman memang negara yang maju dan terlihat aman dan untuk jauh dari rumah dan keluarga di waktu itu  bagiku bukan hal yang sangat besar. 
Tertanam di pikiran ku waktu itu bahwa harus ku coba untuk ke jerman. Semua nya pasti bisa di raih , jika aku benar benar serius mencari informasi dan fokus kepada tujuan ku ini. Berbekal bahasa jerman yang masih pas pas an, aku cari cari informasi di google soal daftar di universitas dan apa saja yang harus dipersiapkan lagi. Memang ga mudah semua itu, tapi kalian bisa kok tanya tanya ke kakak kakak yang sudah disini untuk tips tips dan segala info info penting. 

Oya dan tidak sedikit juga agen agen yang menawarkan jasa mengurus segala urusan birokrasi ataupun pendaftaran universitas untuk kita dengan biaya yang cukup mencengangkan bagiku.
Pesanku bagi teman teman yang mau dan memang tertarik untuk kuliah ke jerman sebaiknya diusahakan dulu sendiri dengan urusan persiapannya kesini, karena dari situ kalian juga jadi lebih siap dan tau menau segala urusan nya dari awal, dan juga karena nanti ketika kamu sampai di jerman lebih banyak lagi urusan urusan yang memang harus kamu siapkan sendiri. Yang instant memang cepat tapi kurang baik untuk masa depan 😙

Lanjut cerita, aku terus memutar otak untuk cari informasi dari sumber mana lagi. Dan kebetulan syukur ada kakak kelas SMA ku yang sudah ke jerman untuk kuliah. Jadi saat itu langsung aku cari kontak nya dan ya aku kontek untuk tanya tanya segala macam cara gimana bisa sampai berangkat ke jerman dan bla bla.  Saat itu ko Niko kasih saran ke aku untuk mencoba kontak dengan satu institusi les bahasa jerman privat . Saat itu aku juga bingung dan bertanya tanya , bagaimana bisa ko Niko dengan persiapan 6 Bulan saja setelah lulus SMA langsung bisa ke jerman. Padahal aku sudah les sampai 1 tahun di goethe institut dan bahasa jerman ku rasanya masih pas pas saja.
Jujur awalnya aku takut dengan berbagai yang terdengar instan, karena dari awal aku les di Goethe Institut sudah banyak aku mendengar cerita teman teman ku yang habis banyak uang di agen agen tertentu tapi tetap tidak bisa ke jerman. Karena waktu itu aku juga sedikit terdesak antara melanjutkan impian ku ke jerman atau mempersiapkan untuk ujian perguruang tinngi negeri di indonesia, jadi kuhubungi langsung kontak yang di kasih ko niko. 
Setelah kontak langsung dengan Ko Guntur, aku ditawari untuk datang langsung dan coba gratis di kelas untuk melihat apa kursus disana merupakan tempat yang tepat atau bukan. 
.
.
.
Serpong, satu daerah yang belum pernah kakiku pijak. Dan tiba tiba menjadi satu tempat yang kutuju setiap pagi senin sampai jumat. Ya disana aku memulai perjalanan kursus bahasa jerman ku yang lebih dalam.
NoBar setelah kursus 
di website itu kalian bisa liat kontak 2 tutor ku yang baik dan luar biasaaa!💓 Ci Erlina dan Ko Guntur! Aku merekomendasikan penuh untuk mempersiapkan diri kalian yang mau studi ke jerman baik jenjang s1 atau master. 
Perpisahan Kelas Gema Sprachenzentrum
Kelas pertamaku di Gema Sprachenzentrum
Buka Puasa bersama setelah kursus :) 
Dari mereka dan teman teman kursus aku belajar lebih banyak tentang jerman dan juga suasana kekeluargaan yang ga akan terlupakan dari ci er dan ko gun semasa belajar bahasa jerman. 
Di Gema aku bukan hanya mempersiakan bekal bahasa tapi juga bekal pelajaran hidup yang penting dan juga membantu aku bisa berdiri tegak sekarang di jerman ini. 
ich danke euch beide meine super Deutschlehrer. 




Stand : 01. Mai 2017 (Maifeiertag) -  Grüngürtelstr. 118, Köln, Deutschland



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wo alles anfing?

Es hatte keinen genauen Anfang. Aber mein Traum ist bis jetzt noch derselbe ,zwar als gute Ärztin in einem Krankenhaus zu arbeiten. Erst als ich Kind war, wollte ich nur in meiner Heimat nah meiner Eltern bleiben und in Indonesien Jura studieren. Aber kam einmal das Gedanken , dass ich den Leuten medizinisch helfen will, da ich mehrmals krank war und meine Eltern belaste,während die Ärzte weder hilfsbereit noch  seriös beim Umgang mit den Patienten  waren . Erst in die Oberschule hatte ich zufälligerweise noch eine Fremdsprache lernen müssen zwar Deutsch. Ganz außergewöhnlich im Vergleich mit anderen Oberschulen, wurde Deutsch in meiner Schule einen Pflicht , kam gleichzeitig wieder den Traum, Arzt-werden und machte mir daraus eine Idee, dass ich nach Deutschland Medizin studieren will. (plötzlich Ungeplante Kombination).  Ich habe meine Eltern gefragt und habe mich erst über das Internet informiert, was quasi vorausgesetzt wird, in Deutschland zu studieren. (natürlich die Sprache

Modellstudiengang Kedokteran di Universitas Cologne - Vorklinik

Sekolah kedokteran merupakan salah satu jurusan yang diminati oleh bagian besar pelajar baik di Indonesia maupun di jerman. Baik pelajar warga negara jerman maupun pelajar asing di jerman harus berusaha keras untuk mendapatkan kursi di universitas.  Berbeda dengan di Indonesia yang membuka pendaftaran dan mengadakan seleksi berkas maupun ujian masuk bagi mahasiswa baru hanya sekali dalam setahun, tidak sedikit Universitas di Jerman yang membuka penerimaan mahasiswa baru 2 kali dalam setahun yaitu untuk Wintersemester (sampai 15. Juli) dan juga Sommersemester ( Sekitar November sampai 15. Januari). Faktanya memang lebih banyak juga pilihan universitas saat Wintersemester di bandingkan saat Sommersemester. Namun sama saja jika mulai kuliah dari summer- atau wintersemester, itu sebenarnya bergantung juga dengan kesiapan berkas yang dibutuhkan dan juga sesuai universitas yang diminati. Di kesempatan kali ini saya mau menjelaskan sistem kuliah kedokteran di universitas saya ,yang le